Review Film: 13 Sins (2014)

Kamu butuh duit buat pengobatan adek kamu yang lagi sakit? Tapi kamu baru dipecat dari perusahaan tempat kamu kerja? Ketika kamu mengalami masalah finansial, tiba-tiba kamu mendapatkan sebuah panggilan telepon dan ditawarkan sejumlah uang dengan nominal yang menggiurkan. Uuuhhh, pasti kamu tergoda, bukan? But, easy money doesn't come with easy way, baby!


Title: 13 Sins
Released Date: 11 April 2014 (Poland)
Genre: Mystery - Thriller
Running Time: 93 minutes
Director: Daniel Stamm
Writers: David Birke, Daniel Stamm
Stars: Mark Webber, Devon Graye, Tom Bower


Eeeaaak, itu dia premis singkat nan menarik yang disajikan oleh 13 Sins, sebuah film horror-thriller yang dirilis pada tahun 2014 silam. Elliot Brindle harus menghadapi berbagai macam masalah, mulai dari masalah pekerjaan, keuangan, sampai masalah dalam keluarganya. Elliot baru aja dipecat dari perusahaan tempat dia bekerja yang sayangnya bikin dia jadi kesulitan dapetin dana buat modal nikahin pacarnya Shelby, yang rupanya sedang hamil. Ga cuma berhenti di situ, ayah Elliot yang juga rada rasis bikin runyam masalah hubungannya dengan Shelby yang merupakan keturunan kulit hitam. Ditambah lagi Elliot juga harus menanggung biaya pengobatan sang adik yang menderita cacat mental. Puyeng ga tuh si Elliot? Eits, tapi tiba-tiba Elliot dapat sebuah panggilan telepon dari orang tak dikenal yang nawarin dia hadiah berupa uang sebesar jutaan Dollar dan yang perlu Elliot lakukan hanyalah menjalankan tantangan sebanyak 13 biji. Tantangan ini dimulai dari sebuah tantangan kecil yang lambat laun berubah jadi makin ekstrim.




Sedikit trivia nih, 13 Sins ini adalah sebuah film yang di-remake dari sebuah film Thailand dengan judul 13: Game of Death yang dirilis pada tahun 2006. Yah, kalo ada embel-embel remake sih ane jadi ga bisa memungkiri bahwa ane bakal membandingkan film ini dengan versi aslinya. Inti cerita dari 13 Sins sih masih ga jauh beda sama versi aslinya. Bahkan juga untuk beberapa tantangannya sendiri masih dibikin sama walaupun ada beberapa tantangan yang diganti. Yah, bukan masalah besar sih dan ane mengapresiasi perubahan yang dilakukan. 13 Sins pun juga melakukan pengembangan cerita, alhasil ada beberapa alur cerita yang berbeda dari versi aslinya yang tentu aja bikin film ini berbeda. Ya iyalaaaaahhhhh. Nah, pengembangan cerita yang dilakukan 13 Sins ini bisa dibilang bikin film ini jadi lebih hidup. Bahkan juga ada sedikit twist yang dimasukkan ke dalam alurnya yang tentunya bikin ane terkejut, sedikit aja sih kejutannya, tapi yaaaah lumayan lah ya. Kejutan kecil yang disediakan dalam film ini tentunya bikin 13 Sins berakhir dengan sebuah plot yang seru dan juga punya jati dirinya sendiri yang ga bisa dibandingin sama versi aslinya.




Ada sebuah misteri yang diciptakan oleh 13 Sins yang tentunya beda banget sih sama versi aslinya dan hal ini jadi udara segar buat 13 Sins. Sebuah misteri yang dibalut dengan plot twist. Film ini rupanya ga serta merta cuma tentang tantangan yang harus dijalani oleh Elliot demi sejumlah uang. Ada sesuatu yang lain yang sebenarnya 'memaksa' Elliot untuk menjalankan tantangan tersebut. Sebuah permainan yang bikin pemainnya jadi serba salah. Kalo tantangannya dijalani ya nganu, kalo ga dijalani juga nganu. Yah, kamu maknai sendiri lah ya maksud kata 'nganu' yang ane bahas itu, hahaha. Jadi, kalo kamu memutuskan untuk nonton versi Thailand atau mau yang versi Hollywood duluan sih ga ada masalah. Kesamaannya cuma ada di ide ceritanya doang dan beberapa tantangannya yang emang sengaja dipertahankan, tapi selebihnya sih keduanya emang beda. Hal ini sih yang bikin mereka seolah jadi film yang serupa tapi tak sama. Halaaaah, ngomong apa sih.


Yah, itu aja kali ya yang bisa ane bahas tentang film ini. Emang ga banyak sih yang bisa ane bahas. Intinya sih ini film tetap bakalan jadi sebuah film yang layak buat ditonton untuk kamu yang doyan nonton film thriller berbalut tantangan ekstrim. Yah, walaupun sebenarnya ga ekstrim-ekstrim amat sih tantangannya, hahaha. Biasa lah, ane lebay aja gitu. Oke deh, kalo gitu ane tutup aja postingan kali ini. Oh ya, info nih ya, blog ane bakalan update setiap hari Senin dan Kamis, terhitung mulai hari ini (eh tapi bo'ong, hahaha). Nah, buat yang ga pengen ketinggalan update-an blog ane, boleh subscribe atau follow akun media sosial ane biar tau postingan barunya udah di publish atau belum. Ehem, promosi, ehem.


Rating versi ane:
Worth to watch? Tetap jadi film yang layak ditonton
walaupun ga bagus-bagus amat sih.



7 comments:

  1. Wih..akhirnya nongil postingannya.gw udh nganu nungguin anunya...kalo senin kamis ga nongol bakalan kena jewer yaaa...eh salam buat mama kamu yg di ig yg udh dihapus.dari calon nganu anaknya...hahahah.sorry gw lg gila neh..

    ReplyDelete
  2. Vi...pas sd dulu gw nonton film horror pertama yg berjudul asphyx dalam format video beta.koleksi punya bokap temen.dikasi film ini krn masih "sehat" buat tontonan anak sd yg bebas gore dan darah.film nya mencekam kok.lbh mirip horror fantasi.sampe skrg masih kepikiran ama film ini...

    ReplyDelete
    Replies
    1. hmmm, ga yakin sih apakah semencekam itu kalo ditonton 'sekarang', tapi boleh lah dicicipin

      Delete
  3. yg versi thailand sih uda nonton teh, yang ini belum :)

    ReplyDelete

Silahkan tinggalkan jejak kamu lewat komentar dan setiap komentar dari kamu pasti ane balas. Tapi kalo ga dibalas, jangan ngambek ya.