Review Film: The Farm (2018)

Ga terasa ya kita sekarang sudah memasuki penghujung tahun 2019. Ngomongin akhir tahun pasti ga lepas dari yang namanya resolusi untuk tahun berikutnya. Apa aja nih pencapaian yang udah kamu dapatkan selama tahun 2019 ini? Ga ada? Tos dulu, kita sama! Hmm, sebenarnya basa-basi ini ga ada hubungannya sih sama isi postingan ini. Seperti judulnya, ane pengen ngebahas satu film yang baru aja ane tonton tadi malam. Hahaha, ane emang ga ada bakat untuk jadi penulis yang baik dan benar. Pendahuluannya ga ada sangkut pautnya sama isinya. Ya sudah, ga usah lama-lama langsung aja ane bahas sebuah film horror/slasher berjudul The Farm yang dirilis pada tahun 2018 yang lalu.




Title: The Farm
Released Date: 20 April 2018
Genre: horror – mystery – thriller
Running time: 80 min
Director: Hans Stjernsward
Writer: Hans Stjernsward
Stars: Nora Yessayan, Alec Gaylord, Ken Volok


Mengisahkan tentang sepasang kekasih, Nora dan Alec, yang pergi ke suatu kota yang ga tau itu kota apa namanya. Dalam perjalanan panjang pasti capek dong, akhirnya mereka memutuskan untuk pergi ke sebuah kabin yang menyewakan kamar penginapan. Sayangnya, tempat yang mereka sewa ini justru menjadi tempat yang akan membawa mereka ke sebuah peternakan yang berbeda dari peternakan pada umumnya. Apa yang terjadi pada mereka?


Kalo dilihat-lihat dari posternya, The Farm menjanjikan kisah yang menarik dengan adegan-adegan sadis yang bikin ngilu, harusnyaaa. Kedua hal tersebut adalah hal yang ane harapkan bisa didapat dari film ini. Apakah harapan ane menjadi kenyataan? Sayangnya tidak. Hmm, alangkah baiknya ane ceritakan dulu secara singkat cerita yang ada di film ini lebih rinci dan maaf kalo spoiler, jadi tuh ya si Nora dan Alec ini rupanya dibawa ke sebuah “peternakan” oleh orang-orang yang pake topeng hewan gitu. Hmm, bisa dibilang konsepnya tuh kayak dunia paralel gitu kali ya alias kebalik gitu lah kira-kira, karena di peternakan ini para manusia justru dianggap seperti hewan ternak oleh orang-orang bertopeng tadi. Selayaknya peternakan hewan, mereka ada yang dibunuh untuk diambil dagingnya dan yang cewek-cewek diambil air susunya. Hmm, sebenarnya kalo berdasarkan konsep cerita yang ane bahas ini, The Farm harusnya jadi film slasher yang bagus ya, tapi apa boleh dikata bahwasanya film ini menjadi salah satu film sampah. Ada banyak aspek menurut ane yang bikin konsep tersebut ga bikin film ini jadi film yang bagus. Yang paling bikin ane risih dari film ini sih ada di ceritanya yang justru jadi ga jelas. Kita ga tau pasti apa tujuan mereka melakukan praktek peternakan gila tersebut. Bahkan, adegan saat si pengurus kabin datang dan minta anak buahnya untuk gerak cepat dalam rangka menyiapkan sajian makan malam untuk 80 orang pun ga bikin film ini selamat. Adegan tersebut malah cuma jadi adegan yang numpang lewat doang. Ya emang dari beberapa obrolan juga dijelaskan kalo itu tuh untuk acara pernikahan gitu deh. Tapi, hal tersebut ga diwujudkan hingga film berakhir. Sewaktu ada adegan tersebut, ane perlahan mulai punya harapan lagi pada film ini. Rasanya tuh kayak film ini akhirnya punya tujuan. Tapi nyatanya, NIHIL! Sampe credit title muncul, film cuma ditutup dengan scene yang sama persis dengan apa yang kamu lihat di poster filmnya. Ga ada tuh pesta makan malam untuk 80 orang.




Aspek lain yang membuat The Farm masuk dalam daftar film sampah adalah banyaknya adegan-adegan ga penting yang bikin alur ceritanya ga jelas. Misalnya, adegan saat Nora tersadar dari bangunnya dan dia udah ada di dalam kurungan. Terus, dua orang pria bertopeng datang dan nyiram dia pake air susu. Oh c’mon! Ini apa maksudnya sih? Adegan lainnya lagi yang ga kalah ga penting adalah adegan saat salah satu dari orang sarap ini kepancing emosinya dan ngebunuh salah satu cewek, kebetulan cowok ini agak keterbelakangan mental gitu lah. Setelah ngebunuh, dia kabur, teman-teman sarapnya yang lain nyari dia buat dihukum. Terus, aahhhh ga tau lah. Selama nyari itu orang, adegannya ga penting dan ga jelas banget. Satu lagi deh adegan yang menurut ane kacau banget. Jadi ceritanya si Nora berhasil kabur, terus pasti dikejar dong. Bersembunyilah dia di gudang yang banyak cowok-cowok dikandangin itu loh. Pas sembunyi, ada kalo ga salah dua orang sarap masuk ke gudang tersebut. Terus, Nora bertatap-tatapan dengan seorang pria yang dikurung, bersebrangan dengan dia. Nyebrang deh Nora dan nanya ke cowok itu gimana cara untuk kabur dari situ. Yang janggal adalah kan aa dua orang sarap kan yang ada di gudang itu, masa ga nyadar sih ada Nora disitu lagi ngobrol. Aduuuhhh, pak sutradara, ini yang gila saya atau anda sih.  Emosi ane nonton ini.




Udah ah, ane bingung sama film ini. Bikin emosi atas ketidakjelasan plotnya. Ada banyak pula dialog-dialog yang ga penting dan ga jelas. Scoring music-nya pun ganggu banget sumpah. Ga ditempatkan pada momentum yang tepat. Adegan slashernya biasa aja. Ending filmnya malesin banget. Tau ah, filmnya ga jelas. Ane juga ga jelas. Semuanya ga jelaaassss!!!


Rating versi ane:
Worth to watch? Jangan sia-siakan
80 menit dalam hidupmu!



1 comment:

  1. Kayak nya rating kekecewaan dah..cerita ngaco...plus slasher ga dapet...hahahaha.met taon baru 2020 yaaa...

    ReplyDelete

Silahkan tinggalkan jejak kamu lewat komentar dan setiap komentar dari kamu pasti ane balas. Tapi kalo ga dibalas, jangan ngambek ya.