Review Film: Funny Games (1997)

Seperti biasa, ane lagi ga ada kerjaan makanya ane bikin review film lagi. Hmm, kayaknya ini blog mestinya harus dipatenkan untuk jadi blog review film deh ya. Mungkin kamu ada saran buat ane? Well, anyway, udah hampir 1 x 24 jam ane belum tidur loh, hahaha. Tadi malam ane sama abang ane begadang berjamaah. Ngapain aja? Biasalah, menikmati indahnya berselancar di internet di kala dini hari. Maklum lah, anak perantauan ya, jadi kalo mau nikmatin internetan dengan bonus kuota yang berlimpah mesti rela begadang supaya bisa donlot sesuka hati dengan biaya yang lumayan murah.

Well, tadi malam ane sukses donlot satu buah film yang sayangnya harus dirusak oleh adanya bocoran dari abang ane yang menceritakan secara detil tentang film tersebut. So, sore ini ane mau balas dendam. Ane bakal review film yang satu ini secara mendetil, huahahahaha. Supaya kalian yang belum nonton film ini bisa merasakan sensasi yang ane rasakan, huahahahaha. Are you ready? Mari kita sambut, Funny Games.





Title: Funny Games
Released Date: 11 March 1998 (USA)
Genre: Crime - Drama - Thriller
Running times: 108 minutes
Writer: Michael Haneke
Director: Michael Haneke
Stars: Susanne Lothar, Ulrich Muhe, Arno Frisch



SPOILER ALERT!!
SPOILER ALERT!!


Film yang berkisah tentang sebuah keluarga kecil yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak laki-laki, yang berencana untuk berlibur di rumah mereka yang terletak di tepi danau. Namun sayangnya niat mereka untuk berlibur harus terganggu oleh datangnya dua orang pemuda yang tak dikenal. Mereka mampir ke rumah keluarga kecil tersebut dan disambut oleh sang nyonya si empunya rumah. Salah satu pemuda datang dan meminta empat butir telur kepada si nyonya, diberikan, tapi pemuda tersebut menjatuhkan telur tersebut dan memintanya lagi kemudian menjatuhkannya lagi, untuk ketiga kalinya dia ingin meminta telur lagi namun si nyonya empunya rumah pun perlahan jengkel terhadap si pemuda yang juga tidak sengaja menjatuhkan telepon rumah mereka ke dalam bak cuci piring sehingga rusak. Dari telur yang pecah dan telepon rumah yang rusak inilah kisah tragis sebuah keluarga kecil yang ingin berlibur ini berawal.




Itu dia sinopsis singkat dari film Funny Games. Ga sama kayak judulnya, karena permainan yang dimainkan oleh dua pemuda itu ga lucu sama sekali. Kedatangan mereka berdua kerumah tersebut untuk meminta telur dan memecahkannya beberapa kali bahkan menjatuhkan telepon rumah ini adalah suatu kesengajaan yang mereka rancang. Ditambah lagi ada adegan dimana si tuan rumah menampar salah satu pemuda. Hal ini makin memancing niat dua pemuda ini untuk bermain-main dengan keluarga kecil yang sial tersebut. Semua kejadian itu berbuntut pada sebuah permainan "lucu" yang mereka ingin mainkan, yaitu mereka bertaruh bahwa dalam kurun waktu 12 jam seluruh anggota keluarga kecil tersebut akan mati dan si keluarga bertaruh bahwa mereka akan hidup. What? taruhan macam apa itu? Tsk.




Bagi kamu yang sudah pernah nonton film Eden Lake, maka ketika kamu nonton film Funny Games ini kamu akan teringat pada cerita film tersebut dimana ada sebuah pasangan muda yang ingin bersantai di pinggir danau namun harus terganggu dengan adanya anak-anak nakal yang mengusik waktu santai mereka. Sekilas itu juga terjadi pada Funny Games, dimana sebuah kejadian kecil terlalu dibesar-besarkan yang padahal bisa diselesaikan dengan musyawarah mufakat, ah elah bahasanya. Andai aja si nyonya tuan rumah mau memberikan telur, lagi, kepada pemuda itu. Entah apa yang terjadi. Mungkin keluarga tesebut ga akan kehilangan putra mereka dan mereka bisa tetap berlibur atau mungkin kehidupan mereka akan tetap berakhir tragis.




Ada juga hal yang menarik yang ada pada film ini yaitu dipertengahan film kamu bakal merasakan yang namanya "moment of silence". Kamu akan menyaksikan dimana film serasa berhenti atau sebut aja dengan istilah pause mode, pada satu frame untuk beberapa menit. Ane juga ga ngerti sih kenapa harus ada scene yang begitu. Hmm, mungkin kita diajak untuk beristirahat sejenak dari ketegangan yang cukup intens saat kita menyaksikan adegan demi adegan yang ada dan menikmati pemandangan dimana si anak tergeletak dengan dihiasi darah disekitarnya. Hal menarik yang lain adalah ketika si nyonya rumah berusaha meraih sebuah senapan dan sukses menembak salah satu pemuda, pemuda yang lainnya malah mencari sebuah remote, and you know what? Kejadian itu di-rewind alias diulang, sehingga dia bisa mencegah kematian temannya. Hah! Aneh.


Film ini dibuat versi remake-nya oleh Hollywood dengan sutradara yang sama. Terus yang bikin beda apanya? Yang bikin beda sih cuma pemainnya, pakaian yang digunakan dan setting tempatnya doang, sisanya ya sama aja. So, buat kamu yang udah nonton versi remake-nya atau originalnya doang, itu udah cukup dan kamu ga perlu nonton kedua versinya karena ya emang dari segi plot cerita pun ga ada yang berubah. Nonton salah satu aja sih kayaknya udah cukup.


Yap, this is the end of the post. Semoga postingan tentang review film ga jelas ini bisa bermanfaat buat kamu ya. Sampai jumpa lagi di postingan ane yang ga jelas selanjutnya. Keep reading, guys!


Rating versi ane:
Worth to watch? This is one of the great movies from Michael Haneke.



3 comments:

  1. Mau coba cari linknya dan nonton aaahhh.. kayaknya asik ditonton bareng sm temen2.. bisa jejeritan bareng. Ehehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tenang, ini film ga bakalan bikin kamu jejeritan kok.
      Ditunggu loh komentarnya setelah selesai nonton ini film :)

      Delete
  2. Apa sebenarnya latar belakang karakter funny games ya. kalau ga salah, ada juga nih versi 2007. Thanks

    ReplyDelete

Silahkan tinggalkan jejak kamu lewat komentar dan setiap komentar dari kamu pasti ane balas. Tapi kalo ga dibalas, jangan ngambek ya.