Review Film: The Last House On The Left (2009)

I'm back with an absurd movie review. Again!Yap, belakangan ini ane demen banget nangkring di depan laptop untuk nonton film. Maklum lah ya mahasiswa kere bisanya cuma donlot film doang, ga ada modal buat nonton di bioskop. Lha, kok jadi malah curhat yak. Ehem, back to the topic. Beberapa hari yang lalu ane nonton sebuah film yang berjudul The Last House on the Left. Bukan film baru memang dan ane juga yakin sebenarnya ada banyak para blogger di luar sana yang udah bikin review tentang film ini lebih dulu daripada ane. Tapi ya namanya juga ane ga ada kerjaan dan sayang banget kalo blog ini diterlantarkan, jadi ga papa lah ya kalo ane nulis review film ini. Hmm, agak terkesan curhat ya kalimat tadi. Oke, langsung aja kalo gitu kita bahas bersama-sama.



Title: The Last House on the Left
Release Date: March 13rd, 2009 (USA)
Genre: Crime - Drama - Horror
Runtimes: 110 minutes
Director: Dennis Iliadis
Writers: Adam Alleca, Carl Ellsworth, and Wes Craven
Stars: Sara Paxton, Garret Dillahunt,
Monica Potter, Tony Goldwin


Film yang dirilis pada tahun 2009 ini merupakan sebuah film remake dari film pendahulunya yang dirilis pada tahun 1972. Such a long  time ago, right? Berkisah tentang sebuah keluarga kecil yang memutuskan untuk pergi berlibur ke rumah kedua mereka di sebuah kota kecil. Anak remaja mereka yang bernama Mari memutuskan untuk pergi menemui teman lamanya yang bernama Paige. Bertemu di sebuah toko tempat Paige bekerja, mereka saling bercerita layaknya teman lama yang akhirnya bertemu kembali. Ngobrol tentang marijuana, ternyata ada salah satu pembeli yang menguping pembicaraan mereka. Ingin membeli sebungkus rokok tapi ga bawa ID card, Justin menawarkan marijuana kepada Paige dan Mari sebagai ganti dari sebungkus rokok tersebut. Dibawalah Paige dan Mari ke sebuah motel kecil tempat Justin menginap. Menikmati marijuana yang dijanjikan dan tak lama kemudian datanglah keluarga Justin yang ternyata adalah sekelompok gang penjahat yang buron. And now, can you guess what will happen next? Yap! Mari dan Paige dijadikan tawanan oleh mereka.


Berhubung mereka adalah sekelompok buronan, untuk menghindari dilaporkannya mereka ke polisi, Mari dan Paige dibawa ke sebuah tempat terpencil dan kebetulan tempat yang mereka tuju adalah lokasi dimana rumah Mari berada. Dalam perjalanan Mari dan Paige berusaha untuk kabur. Mari menyalakan pemantik api yang ada di dalam mobil dan menempelkannya ke dahi salah satu buronan tersebut. Chaos! Mobil oleng dan menabrak sebuah pohon. Mereka pun terdampar di hutan belantara. Di hutan tersebut Paige berusaha untuk kabur sementara Mari pasrah. Paige yang kabur namun akhirnya dapat ditangkap oleh mereka lagi, akhirnya harus mati dengan beberapa tusukan pisau. Mari yang duduk diam harus menerima nasib diperkosa oleh ketua kelompok buronan tersebut dan tentunya dia juga terpaksa harus dibunuh.




Merasa sudah berhasil membunuh Mari, kawanan penjahat ini mencari tempat tinggal untuk menginap semalam dan sampailah mereka ke sebuah rumah yang ternyata adalah rumah Mari. Orang tua Mari menyambut mereka dengan ramah bahkan membiarkan mereka untuk tinggal sejenak disitu. Sampai suatu ketika ada seseorang yang mengetuk pintu rumah mereka yang ternyata adalah anak mereka yaitu Mari yang masih bisa bertahan hidup. Mengetahui anak mereka mengalami nasib yang buruk akibat ulah kawanan penjahat tersebut, pasangan suami istri ini pun memutuskan untuk menuntut balas atas apa yang menimpa anak mereka.




Itulah sepenggal sinopsis yang ada di film ini. Bagi yang mengincar adanya adegan yang disturbing di film ini, selamat anda mendapatkan jackpot. Karena salah satu alasan ane menonton film ini adalah adanya adegan-adegan nan sadis yang dipertontonkan. Ada banyak sih misalnya aja kayak si ketua penjahat yang di akhir film dalam keadaan sadar kepalanya dimasukkan ke dalam microwave and ka-boom!! The head blows up.

Berbicara soal embel-embel 'remake' yang melekat pada film ini, kayaknya emang harus kita bandingkan sih dengan pendahulunya dan sayangnya ane belum pernah nonton versi originalnya. Well, ada yang bilang sih versi originalnya lebih bagus dan ada juga  yang bilang versi remakenya justru lebih bagus. Entahlah, ane ga bisa bilang yang mana yang lebih bagus sih. Tapi kalau dari segi cerita, keduanya justru sangat berbeda. Semacam perubahan skenario gitu lah tapi tetap dengan konsep yang sama, yaitu tentang pembalasan dendam si orang tua, mungkin. Hehehe, ane cuma sok tau aja sih.

Berbicara soal acting para pemainnya, ane kagum sama acting dari Tony Goldwin dan Monica Potter yang berperan sebagai sang orang tua. Kekecewaan dan rasa dendam yang mendalam bener-bener bisa ane rasakan dari acting mereka berdua. Perubahan emosi yang mereka rasakan tergambar dengan jelas.

Bagi kamu yang punya rencana untuk nonton film ini, ane sarankan supaya kamu cepat-cepat nonton film ini. Sayang banget lah untuk dilewatkan. Tunggu apa lagi, silahkan kamu tonton filmnya. Kalo udah selesai nonton, share yuk pendapat kamu di kolom komentar!

 
Rating versi ane:

Worth to watch? Hell-yeah!


2 comments:

  1. Film nya gk usa diragukan lagi, gk ada kta selain 😱😲amazing😤
    Ane jga pencinta sejati film gan
    Semua gnre film ane ska apa lg film trler

    ReplyDelete

Silahkan tinggalkan jejak kamu lewat komentar dan setiap komentar dari kamu pasti ane balas. Tapi kalo ga dibalas, jangan ngambek ya.