The Raid 2: Berandal. Absurd, bro!

Setelah lama puasa untuk nonton film, akhirnya kemaren sore ane dapat kesempatan untuk nonton film lagi. Woo-hoo!!! Tapi nontonnya lewat laptop doang sih. Maklum lah ya anak kost. Kagak ada modal buat beli tiket nonton di bioskop. Buat makan aja masih susah, gimana mau nonton di bioskop. Kecuali kamu mau traktir ane nonton sih, hehe. Lha ini kok jadi malah curhat yak. Oke, kembali ke topik utama. Film yang beruntung untuk ane tonton adalah The Raid 2: Berandal. Pastinya kamu semua udah tau dong ya tentang film ini. Nah, maka dari itu ane mau ngereview sedikit nih tentang film Indonesia yang satu ini. Yuk mareeee~





Film The Raid 2 ini adalah film sekuel dari film The Raid yang sebelumnya rilis pada tahun 2011 lalu dan masih disutradarai oleh Gareth Evans dan dibintangi oleh Iko Uwais sebagai tokoh utamanya. Seperti yang ane kutip dari showbiz.bisnis.com, film ini bercerita tentang Rama (Iko Uwais) terus berjuang untuk melenyapkan organisasi kriminal di Jakarta. Rama yang baru saja masuk menjadi anggota polisi berhasil menumpas komplotan narkoba pada sekuel pertama The Raid. Dia kemudian direkrut oleh Bunawar (Cok Simbara) yang merupakan kepala polisi jujur dan memiliki reputasi bersih sebagai agen polisi penyamar. Rama harus meninggalkan istri dan anaknya untuk dilatih kembali menjadi pembunuh berdarah dingin. Dia akan disusupkan ke dalam komplotan gembong mafia serta harus menumpas praktik kotor yang penuh skandal korupsi dan suap. Rencana disusun dengan matang. Rama harus menyusup melalui Ucok (Arifin Putra) yang tengah dipenjara. Ucok adalah anak bos mafia besar bernama Bangun (Tio Pakusadewo). Untuk memuluskan penyamaran, Rama harus dijebloskan ke dalam penjara. Diapun mulai terlibat baku hantam dengan sesama narapidana di dalam penjara. Rama mulai mencuri perhatian Ucok. Dengan kemampuan berkelahi tanpa senjata, Rama berhasil menyelamatkan Ucok saat terjadi huru-hara di dalam penjara. Selepas ke luar dari penjara, Rama direkrut oleh Bangun untuk menjadi anakbuahnya. Dia bahkan disediakan apartemen mewah khusus sebagai rasa terima kasih atas jasa menyelamatkan Ucok di dalam penjara. Menjadi kepercayaan bos mafia, Rama turut dalam operasi penagihan 'uang keamanan' kepada para pebisnis ilegal. Ucok yang dipercaya untuk memimpin menagih duit jatah kepada produsen film porno. Namun, perkelahian tak terhindarkan akibat keinginan Ucok agar uang setorannya dinaikkan. Tetapi konflik sesungguhnya bukan di sana. Adanya persaingan antara Bangun dan keluarga mafia lainnya yang berasal dari Jepang.


Itulah sinopsis singkat yang ane dapatkan dari hasil googling, hahaha. Jadi, tujuan ane bikin postingan kali iini untuk apa ya? Duh, jadi lupa. Oh iya, jadi nih ya menurut ane film The Raid 2 ini rada absurd gitu lah. Hah, absurd gimana, Vi? Iya, jadi gini. Entah kenapa ane ngerasa film yang mendapat rating 8,5 versi IMDb ini menyuguhkan sesuatu yang "lain" dari film prekuelnya. Mau tau apa aja? Yuk ah disimak!


1. Kakaknya Rama mati?




Diawal film kita disuguhkan adegan dimana kakaknya Rama yang namanya Adit ini mukanya bonyok habis digebukin preman pasar (ane kagak tau siapa yang bikin dia bonyok, jadi anggap aja dia abis dihajar preman pasar). Lalu, muncullah sesosok pria yang jalannya pincang yang kayaknya sih dia itulah si bosnya yang bikin dia bonyok. Setelah ngemeng-ngemeng sok keren gitu, pria ini pun memerintahkan anak buahnya untuk nembak kepala si Adit. Metong deh, cyin!




Yang bikin ane bingung adalah siapa pria sok keren ini? Oke, fine! Jawabannya bisa didapatkan di pertengahan cerita. Tapi yang anehnya lagi, apa hubungan si pria sok keren ini dengan kakaknya Rama? Bosnya kah? Bukannya bos Adit, si gembong narkoba itu udah mati ya pas di film The Raid? Oke, dia mati dan mungkin si pria sok keren ini adalah bosnya dari bosnya Adit. Tapi, kenapa mereka ga kasih penjelasan ya? Jadi bingung sendiri ane. Pfft.




Oke, sekarang kita lupakan tentang hubungan terlarang antara Adit dan pria sok keren yang namanya adalah Bejo. Hmm, namamu tak sekeren gayamu, nak! Hal absurd berikutnya yang masih ada hubungannya dengan kematian Adit adalah kok bisa sih Rama tau kalo kakaknya meninggal? Siapa yang ngasih tau coba? Pikirkan! Pas Adit itu dibunuh, si Bejo ga bodoh, dia langsung ngubur si Adit tanpa meninggalkan jejak sedikit pun. Jadi, jawabannya apa? Kenapa Rama bisa tau? KENAPAAA? Ada yang bisa ngasih tau ane?


2. Kok petugasnya kalah?


Ada adegan dimana si Ucok mau dikeroyok gitu sama tahanan yang lain, mau dibunuh sih lebih tepatnya dan Rama punya feeling tentang hal itu. Dia cegah deh tuh dengan cara ya menghajar cecunguk itu. Akhirnya terjadilah perkelahian besar-besaran di tengah lapangan berlumpur ditemani guyuran hujan. Hmm, pertempuran yang romantis ya. Duh, jadi kangen mantan. Oke, fokus!!!

Yang bikin absurd adalah saat petugas penjara mulai berdatangan untuk menghentikan perkelahian yang terjadi. Man, coba lu pikir ya. Itu tuh penjara, rumahnya para tahanan, macam-macam lah itu watak para tahanan dan yang pasti mereka serem banget, tapi kok petugasnya cuma sekucrit sih jumlahnya? Cuma bersenjatakan pentungan pula. Kalah juga lagi pas adu otot sama para tahanan itu. Aduuuh, payah banget deh.





3. Kok sepi? Perasaan tadi rame deh. Duh!


Scene absurd berikutnya adalah saat Ucok ketemuan sama Prakoso. Prakoso ini diperankan oleh Yayan Ruhian. Iya, dia dulunya yang berperan jadi Mad Dog di film prekuelnya, tapi entah kenapa perannya berganti. Give me, Mad Dog!!! I want Mad Dog back!!! Ane kecewa berat kenapa om Yayan mesti jadi gembel di situ, namanya diganti jadi Prakoso pula. Ga keren! Give me, Mad Dog!!! I want Mad Dog back!!! Duh, jadi keracunan Mad Dog nih ane.


Mad Dog? Is that you?


Balik lagi ke topik utama. Nah, Ucok ketemuan sama Prakoso di sebuah club malam gitu. Namanya juga club malam ya, otomatis banyak orang pada joget-joget, mabuk-mabuk gitu dan pas adegan itu jelas banget sih kita dikasih liat situasi di dalam club malam itu penuh dengan keramaian orang-orang. Tapi anehnya, pas ucok pamit permisi buat ke toilet, ga beberapa lama suasana mendadak hening. Eh, dari luar malah banyak orang-orang pada masuk bawa peralatan buat berantem dan menyerang Prakoso. Ini orang-orang datang darimana? Ini bukannya di ruangan itu tadi rame ya, mereka pada pergi kemana? Kalo pun disuruh pergi secara paksa, masa mereka bisa pergi dan mengosongkan ruangan secepat itu? Ini penonton yang mabuk, Prakoso yang mabuk, atau sutradaranya sih yang mabuk? Huh, extremely absurd!


3. Jakarta? Salju? Are you drunk?



Itu cuma abu berwarna putih seputih salju kok!


Nah, ini lagi nih yang juga ga jelas bin absurd. You know lah ya Indonesia itu negara beriklim tropis. Di Indonesia cuma ada dua musim, kalo ga musim kemarau/panas ya musim hujan. Salju? Are you drunk? Oh, maybe I am drunk. Yeah, I see a unicorn. Totally drunk. Huh!



4. Hammer Girl? Baseball Bat Man? Entahlah.


Satu hal yang bikin The Raid 2 menarik adalah dengan hadirnya sosok wanita tangguh yang diberi gelar Hammer Girl yang diperankan oleh saudara kembar ane, Julie Estelle. Gadis palu, hmm ga keren ya kalo ditranslate ke bahasa kita. Ada juga sosok lelaki tampan nan sadis yang namanya adalah Baseball Bat Man atau pria tongkat Baseball. Duh, makin ga keren deh.


Gedean mana tongkat Baseball gue sama barang lu, bro?


Dua karakter yang baru ini menambah nilai jual untuk film The Raid 2. Tapi sayangnya, peran mereka ini agak kurang nendang gitu deh. Porsinya dikit banget kalo menurut ane. Tapi ya namanya juga mereka bukan tokoh utama, jadi ya wajar lah ya.


Oh, orang ternyata. Kirain papan kayu.



5. The Assassin? Kurang greget!


Lirikan matanya itu loh. Greget!

Kalau di The Raid ada Mad Dog sebagai "senjata" terakhir yang paling greget, di The Raid 2 ada yang namanya The Assassin yang diperankan oleh om Cecep Arif Rahman. Tipikalnya sama lah kayak Mad Dog dulu. Berantemnya lama banget dan dia adalah musuh yang susah banget untuk dikalahin. Tapi menurut ane The Assassin kurang greget, ga kayak Mad Dog. Give me, Mad Dog!!! I want Mad Dog back!!! Duh, kumat lagi deh. Tapi peran dari The Assassin ini ga absurd kok dan asiknya dia ini punya senjata khusus gitu deh. Tuh kan bener, ga greget! Kayak Mad Dog dong pake tangan kosong, biar greget!


6. Kalian bodyguard? Yakin?


Poin berikutnya ini ada kaitannya sama para bodyguard atau anak buah para bos-bos mafia. Entahlah, tampang mereka tuh rada absurd dan kurang meyakinkan gitu deh. Kayak tampang preman pasar gitu lah. Berantemnya juga kurang natural gitu keliatannya. Malah ada yang cuma bersenjatakan pisau kecil doang. Ya kali ah bakal menang.


Tampangnya absurd banget kan? Huh!

Nah, itu dia beberapa poin absurd yang ada di film ini. Iya iya, ane tau kok, namanya juga film. Tapi menurut ane nih ya, The Raid 2 kali ini tuh kurang greget. Mungkin karena lebih menitik beratkan pada action alias adegan berantemnya itu aja kali ya. Dari segi plot atau alur cerita, menurut ane banyak banget yang missed dan justru bikin kita bingung dan bertanya-tanya sehingga kita justru mengandalkan insting penalaran kita sendiri untuk menebak dan menjawab semua kebingungan kita. Inti cerita dari film ini sih menurut ane udah bagus banget ya, tentang perebutan kekuasaan antara orang yang satu dengan yang lainnya. Tapi sayangnya eksekusinya justru jatuh banget. Tapi semua kembali lagi kepada kamu, kamu, kamu, kita sebagai penontonnya. Jangan bully ane ya karena bilang film ini tuh absurd banget. Kan ini cuma opini ane doang sebagai penonton.

Oke deh kalo gitu. Sampai kita pada penghujung acara. Bagi yang belum nonton, boleh lah coba ditonton filmnya dan kamu nilai sendiri gimana filmnya. Buat yang udah nonton, bolehlah share opini kamu tentang film ini. Gimana menurut kamu? Absurd ga? Ga ya? Oh, berarti ane yang mabuk. Yeah, I am drunk. Here you are, my unicorn!


UPDATE!!!
Yuhuuuu~ beberapa jam setelah postingan ini ane bikin, ane share postingan ini di akun facebook ane dan ternyata ada salah satu teman yang berbaik hati untuk memberikan jawaban atas segala kegundahan ane tentang ke-absurd-an yang ada di film The Raid 2. Yuk ah disimak!




Tuh, baik banget kan dia mau ngasih jawaban atas segala kebingungan ane. Kecup manja deh buat dia. Mwah!


Rating versi ane:
Worth to watch? Hell yeah!



4 comments:

  1. hadoh,,, bingung aku mambacanya,,, sudah ta tonton pang,,

    ReplyDelete
  2. saya sudah nonton, ni film bener2 gak karuan,
    se aksi2nya film, setidaknya penokohannya lebih diperjelas, dan aksi waktu pake mobil2 jangan nanggung, mobil2 dan masyarakat sekitar lebih banyak yang terlibat, situasi di jalan kurang riuh, yang heboh hanya di halte, kalo tau film2 jackie chan pasti tau gimana suasana yang saya maksud saat adegan2 aksi di tempat umum,

    ReplyDelete
  3. Baca artikel ini sebelum nonton, biar greget...

    ReplyDelete

Silahkan tinggalkan jejak kamu lewat komentar dan setiap komentar dari kamu pasti ane balas. Tapi kalo ga dibalas, jangan ngambek ya.