Dare to Watch Movies by These 5 Movie Directors?

Bikin daftar film rekomendasi berdasarkan genre atau jenis filmnya udah sering banget ya ane bahas. Mulai dari film twist ending, film yang endingnya kampret, sampe film yang bikin otak kamu muntaber pun udah pernah ane bahas. Nah, kali ini ane pengen bikin daftar sutradara filmnya. Tapi yang uniknya adalah para sutradara-sutradara ini doyan bikin film anti-mainstream yang pastinya (yakin banget yak?) belum tentu bikin kamu nafsu buat nonton film ini sampe abis. Itulah kenapa ane nantangin kamu, seperti yang ada di judul postingan ini, buat nontonin film karya beliau-beliau ini. Siapa aja sih mereka? Yuk capcus cyiiiiiinnnnnn~~~~~



Alejandro Jodorowsky

Don't call my name, don't call my name, Alejandrooo~~~ Sorry guys, ada nama Alejandro, ane ga bisa nahan buat ga nyanyi lagunya Lady Gaga, hahaha.
Pernah dengar nama beliau? Hmm, kalo kamu anaknya cuma doyan film-film blockbuster, ane rasa kamu ga pernah dan bahkan ga mungkin kenal sama nama bapak ini. Yuk, kenalan dulu sama Alejandro Jodorowsky. Si bapak ini lahir pada tanggal 7 Februari 1929 di Chile. Kali aja kamu mau ngucapin selamat ulang tahun ke beliau makanya ane cantumin tanggal lahirnya, hahaha lucu ga? Gaya penulisan dan penyutradaraan beliau ini rada surreal dan avant-garde gitu. Bagi yang belum tau, avant-garde adalah bentuk kata sifat digunakan dalam bahasa Inggris untuk merujuk kepada orang atau karya yang eksperimental atau inovatif, terutama penghormatan kepada seni, kultur, dan sosial masyarakat (sumber: Wikipedia yang kita puja-puja). Sebagai sutradara, Jodorowsky sampai saat ini udah bikin sekitar 11 judul film.


Perkenalan ane dengan Jodorowsky berawal dari satu film karyanya yang berjudul The Holy Mountain yang dirilis pada tahun 1973 silam. Udah pernah ane bahas juga sih sebenarnya di postingan tentang film absurd. Di situ juga ane sedikit ngebahas tentang beliau ini dan filmnya yang lain yang ga kalah absurd bin surreal. Perlu ane sebutin? Ya udah deh, ane sebutin aja. Film beliau yang lain yang menurut ane ga kalah sama The Holy Mountain adalah El Topo (1970). Jujur aja nih, sampe detik ini ane belum berani buat nonton El Topo sampe habis. Selalu terhenti di sekitar 10 menit awal. Entahlah. Mungkin ane trauma gara-gara The Holy Mountain. Trauma ini juga yang kayanya bikin ane ogah nonton film Jodorowsky yang lainnya. Meskipun emang rada aneh dan surreal itu tadi, sebenarnya film si bapak ini tuh mengandung makna filosofis loh yang bisa kamu petik pesan moralnya. Ahaaayyyy. Yah, mungkin next time aja lah ya ane memberanikan diri untuk nonton El Topo dan film-film Jodorowsky yang terbaru. Mungkin.


Sion Sono

Dari Chile, kita jalan-jalan ke Jepang. Nah, di Jepang ini ada satu sutradara yang terkenal bernama Sion Sono. Sampe saat ini udah tercatat ada 40 lebih judul film yang disutradarai. Kenapa Sion Sono masuk dalam daftar ini? Mari ane sebutkan beberapa judul film karya beliau yang udah pernah ane tonton. Suicide Club (2001), Noriko's Dinner Table (2005), Strange Circus (2005), dan Cold Fish (2010).


Dari keempat film yang udah ane tonton ini ada dua kata dari ane yang cocok buat menggambarkan karya pak Sono yaitu dark dan disturbing. Udah kelam, banyak adegan yang mengganggu pula. Misalnya aja kayak Suicide Club, penuh dengan adegan disturbing yang ga cocok banget buat kamu yang ga tahan liat darah. Di film ini darah tuh udah kayak air aja, ngalir teruuuussss. Atau adegan disturbing di film Strange Circus, apalagi kalo bukan aksi incest alias persetubuhan antara si anak dan bapak. Sick! Atau betapa suram dan kelamnya kehidupan si karakter yang ada dalam film Cold Fish, yang tentunya beraksi dengan adegan sadis yang disturbing. Duh, pokoknya ane ga abis pikir deh sama Sion Sono. Eits, tapi kita ga boleh cuma ngejugde om Sono cuma dari 4 film aja, ye kan? Tapi 4 film ini cukup lah buat jadi tantangan ke kamu. Dari penjelasan ane di atas aja deh, kira-kira kamu sanggup ga nih nonton film-film karya Sion Sono. Oh iya, ada juga film karya om ini yang katanya sih absurd abis, judulnya Tag (2015). Hmm, pembaca blog ane pernah ngerekomendasiin film itu, cuma sampe sekarang ane belum berani. Soalnya sih katanya mau nonton sampe berapa kali pun ga bakal mudah dimengerti itu film. Hayo, kamu berani ga?


David Lynch

Nantangin orang nonton film anti-mainstream ga lengkap kalo ga nyebutin bapak yang satu ini, siapa lagi kalo bukan David Lynch. Bahkan ane ngasih gelar ke beliau sebagai bapaknya film surreal. Abisnya nih ya, semua film beliau yang pernah ane tonton tuh selalu dan pasti berakhir dengan berasapnya otak ane dikarenakan terlalu mindfuck-nya film beliau ini. Mulholland Drive (2001) adalah salah satu film karya beliau. Mulholland Drive menurut ane adalah salah satu karya beliau yang paling epic. Kamu bisa lihat semua aspek yang bisa menggambarkan bagaimana gaya penulisan dan penyutradaraan Lynch kalo bikin film. Di situ sisi normal dan sisi surreal dari Lynch tergambar utuh, 50:50 menurut ane (meskipun pada akhirnya banyak yang jadi korban karena ga paham sama film itu, hahaha, termasuk ane) Porsinya pas! Mau yang ga pas? Adaaaaa. Banyak banget malah.


Eraserhead (1977) adalah salah satu contoh film termindfuck dari Lynch. Di film ini amat sangat minim dialog. Pokoknya ane ga tau lah ini film berkisah tentang apa. Soalnya ane ga sanggup menghadapi keabsurdan Eraserhead dan berakhir dengan aksi penghapusan film ini dari laptop ini tanpa pernah nonton film ini sampe habis. Rekor ane nonton cuma sekitar 10 menitan deh kalo ga salah. Stop ngomongin film Lynch yang absurd, kita coba bahas filmnya yang rada waras. Ane coba ane ambil contoh Blue Velvet (1986). Mengingat ini adalah karya Lynch, ane ga bisa mengesampingkan gaya penyutradaraan beliau yang emang kebanyakan amat sangat surreal. Tapi, nyatanya, Blue Velvet bisa jadi salah satu menu pembuka buat kamu yang mau coba nonton karya Lynch. Pasalnya kenormalan film ini cukup bisa bikin kamu lupa kalo kamu lagi nonton filmnya Lynch. Cukup ya, bukan berarti sepenuhnya lupa. Nah, gimana? Berani nonton film karya David Lynch?


Noboru Iguchi

Kita balik lagi ke Jepang. Berasa lagi jalan-jalan ga sih? Hahaha, maklum aja ane itu aslinya kepengen banget jadi traveller, jalan-jalan keliling dunia. Tapi sayangnya ane ga punya kapasitas otak yang cukup buat mikir gimana caranya bisa nabung biar bisa jalan-jalan atau gimana caranya bisa cari kerja yang memungkinkan buat keluar kota/negeri. Duh, malah curhat. SKIP!


Makna anti-mainstream adalah sesuatu yang ga mainstream alias ga umum alias ga biasa alias ga normal. Ada satu nih sutradara dari Jepang yang namanya Noboru Iguchi. Beliau ini sebenarnya sih kebanyakan bikin film-film thriller berbalut gore gitu. Tapi ada satu hal yang uniknya yaitu dia menyisipkan unsur dark comedy. Dark comedy ala Iguchi ini yang kadang ga semua orang suka, termasuk ane. Ane adalah salah satu korban Iguchi. Film karyanya yang dengan sangat menyesal harus ane tonton adalah Machine Girl (2008). Dari sinopsisnya, ane sempat mikir kalo Machine Girl bakal jadi film thriller dengan aksi balas dendam yang epic tapi sayangnya gaya penyutradaraan Iguchi yang berbau dark comedy bikin ane berteriak WTF! dalam hati. Yah, dark comedy bercampur gore bukan film favorit ane. Bisa ane tonton, tapi ga bisa ane nikmatin. Tapi berhubung ini comedy, yah cukup tertawakan aja lah ya segala keanehan di filmnya. Ane ga sanggup nonton film Iguchi yang lain setelah ane liat trailer film Iguchi yang berjudul Dead Sushi (2010). Mungkin kamu mau coba?


Pier Paolo Pasolini

Pier Paolo Pasolini adalah seorang penulis dan sutradara yang berasal Italia. Satu-satunya film karya beliau yang pernah ane tonton adalah Salo or the 120 Days of Sodom. Penuh dengan adegan sinting yang cuma orang sinting yang nonton. Udah pernah ane bahas tuh filmnya, bisa kamu cek disini. Rupanya Pasolini ini emang hidupnya greget banget loh. Dia merupakan seorang ateis dan juga komunis. Bahkan sebelum dia merilis film Salo, film yang bikin dia dibunuh orang, dia juga bikin beberapa kontroversi loh. Pada tahun 1955, dia merilis sebuah buku berjudul Ragazzi di vita. Tema-tema yang dia ambil di setiap film yang dia buat pun macam-macam dan wah banget lah pokoknya, yang kebanyakan berisi pandangan Pasolini tentang marxisme, homoseksual, ateisme, dan fasisme, duh lengkap yak. Ga jarang juga filmnya penuh adegan erotis. Hmm, anti-mainstream level hardcore ini mah. Kamu sanggup?



Yak, segitu aja kali ya bahasan ane soal sutradara-sutradara yang kalo bikin film tuh ga mainstream bahkan mungkin ga semua orang mau atau berani buat nonton. Nah, berhubung kamu udah kenal sama mereka berlima, siapa nih menurut kamu sutradara yang paling anti-mainstream? Atau kamu punya sutradara andalan favorit kamu? Yuk ah, share di comment box.



2 comments:

  1. Federico Fellini yg judulnya "8 1/2" , mumet ntn nya sampe mimisan
    Andrei Tarkovsky yg judulnya "Stalker"

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah, boleh nih. Masuk daftar tunggu dulu lah ya.

      Delete

Silahkan tinggalkan jejak kamu lewat komentar dan setiap komentar dari kamu pasti ane balas. Tapi kalo ga dibalas, jangan ngambek ya.