Review Film: Livid aka Livide (2011)

Setelah beberapa hari ini ane disibukkan sama yang namanya marathon nonton drama Korea, akhirnya nafsu ane buat nonton film naik lagi. Udah lama banget yang namanya ga sakit pinggang gara-gara nongkrong di hotspot wifi.id, akhirnya kemaren ane sukses menjarah isi internet dan bertemulah ane sama sebuah film horror asal Perancis yang diberi judul Livid aka Livide yang dirilis pada tahun 2011 silam. Tanpa perlu basa-basi lagi, langsung aja kita kupas tuntas film ini.




Title: Livid aka Livide
Released Date: 7 December 2011 (France)
Genre: Horror
Running Time: 92 minutes
Directors: Alexandre Bustillo, Julien Maury
Writers: Alexandre Bustillo, Julien Maury
Stars: Chloé Coulloud, Félix Moati, Jérémy Kapone


Film ini mengisahkan tentang seorang gadis muda bernama Lucie yang baru aja mulai bekerja sebagai perawat, dimana dia mendatangi rumah para pasien dan memberikan pengobatan/perawatan. Kebanyakan pasiennya ini adalah orang-orang lansia. Hingga sampe lah dia di sebuah rumah mansion tua yang udah ga keurus lagi. Pemilik mansion tersebut adalah nyonya Jessel, seorang wanita tua yang sedang dalam keadaan koma. Jessel dulunya adalah seorang Ballerina yang terkenal dan dia juga mengajarkan tari balet kepada anak-anak di rumahnya. Jessel punya satu orang putri tapi keberadaannya tidak diketahui. Lucie diceritakan oleh bosnya, yaitu nyonya Wilson, bahwa Jessel 'katanya' menyimpan harta karun di rumah tersebut dan nyonya Wilson sudah nyoba untuk nyari harta karun tersebut tapi ga nemu.




Pada malam harinya, Lucie bertemu dengan pacarnya, William, dan menceritakan tentang pekerjaan barunya sebagai perawat. Lucie juga ga lupa nyeritain soal harta karun di mansion milik Jessel. William tertarik untuk mencari harta karun tersebut dan mengajak teman mereka, Ben, untuk berburu harta karun. Meskipun Lucie emang ga pengen bahkan melarang William, akhirnya mereka bertiga tetap pergi ke mansion tua tersebut dan siap berburu harta karun. Tapi, perburuan harta karun tersebut justru membuka misteri yang sudah lama terkubur di mansion tua itu dan yang pasti harta karun yang dimaksud bukanlah harta karun sesungguhnya.




Sebelum ane benar-benar mantap untuk memilih film ini sebagai film yang patut ane tonton, ane tertarik karena sinopsisnya yang membuat penasaran dan juga sang sutradara yaitu Alexandre Bustillo dan Julien Maury dikenal sebagai sutradara dari film gore berjudul Inside, dan film tersebut sukses mendapat kekaguman dari ane. Storyline? Oke! Sutradara? Juara! Nonton film ini? Why not! Itulah pikiran ane sebelum akhirnya ane beneran nonton film ini.

Diawal film, ane menikmati semuanya dengan baik dan lancar. Acting, sinematografi, semuanya perfect. Kesan misterius dan menyeramkan dari film ini pun patut ane acungi jempol. SAYANGNYA, semua berubah ketika negara api menyerang. Hanya avatar Aang yang bi........ Lha, kok jadi bahas soal Aang. Oke, kembali lagi. Sayangnya, acungan jempol ke atas yang ane berikan tadi harus ane balik ke bawah saat film sudah hampir memasuki menit ke 60-an. Secara perlahan ane mulai merasa ada sesuatu yang aneh dari film ini dan hal itu membuat ane ga betah buat nonton dan pengen supaya film ini cepat berakhir karena emang hal yang aneh tadi justru bikin film ini jadi ga jelas dan agak konyol. Ada banyak pertanyaan-pertanyaan ane tentang hal yang terjadi di film ini yang sayangnya ga terjawab di dalam film. Ditambah lagi ending dari film ini yang menurut ane ga banget dan what-the-fuck banget karena emang endingnya rada ga penting dan gaa jelas. Yah, mungkin itulah unsur 'supranatural' dari film ini. Entahlah.





Mengingat film ini bukanlah film terbaik yang bisa dihasilkan oleh Alexandre Bustillo dan Julien Maury, alhasil ane cuma bisa menganggap ini adalah film 'iseng' dari mereka berdua. Soalnya agak gimanaaa gitu kalo ane harus menyebut film ini sebagai film gagal. Berhubung duet maut ini sebelumnya udah pernah menelurkan film gore Inside, rasanya ga afdol kalo mereka ga membumbui film ini dengan unsur gore dan bener aja, mereka menambahkan bumbu gore ke dalam film ini yang untungnya bisa membuat ane cukup betah duduk hingga credit title muncul di layar.

Yah, begitulah sekelumit kehidupan dari film Perancis berjudul Livid. Semoga review dari ane kali ini bisa membantu kamu yang galau dan pengen tau soal film ini, yah walaupun bahasan ane tentang film ini tetap ga jelas juga sih, hahaha. Bagi yang udah nonton, jangan lupa bagi-bagi pendapat kamu tentang film ini di kolom komentar ya. Sebagai penutup, nih ane kasih foto ane pas yudisium kemaren. Ciyeee udah S.Pd, ciyeee.






Rating versi ane:
Worth to watch? Kalo kamu doyan film berbau 'supranatural', film ini
cukup layak kamu tonton.



2 comments:

Silahkan tinggalkan jejak kamu lewat komentar dan setiap komentar dari kamu pasti ane balas. Tapi kalo ga dibalas, jangan ngambek ya.